Minggu, 22 Agustus 2010

GPS ( General positioning system )

Global Positioning System (GPS) adalah satu-satunya sistem navigasi
satelit yang berfungsi dengan baik. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang
mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat
penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan posisi,
kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS anatara lain
GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India.
Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat,
dengan nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (kesalahan umum
adalah bahwa NAVSTAR adalah sebuah singkatan, ini adalah salah,
NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh John Walsh, seorang penentu
kebijakan penting dalam program GPS).[1] Kumpulan satelit ini diurus oleh
50th Space Wing Angkatan Udara Amerika Serikat. Biaya perawatan
sistem ini sekitar US$750 juta per tahun,[2] termasuk penggantian satelit
lama, serta riset dan pengembangan.
GPS Tracker atau sering disebut dengan GPS Tracking adalah teknologi
AVL (Automated Vehicle Locater) yang memungkinkan pengguna untuk
melacak posisi kendaraan, armada ataupun mobil dalam keadaan Real-
Time. GPS Tracking memanfaatkan kombinasi teknologi GSM dan GPS
untuk menentukan koordinat sebuah obyek, lalu menerjemahkannya
dalam bentuk peta digital.
Cara Kerja
Sistim ini menggunakan sejumlah satelit yang berada di orbit bumi, yang
memancarkan sinyalnya ke bumi dan ditangkap oleh sebuah alat
penerima. Ada tiga bagian penting dari sistim ini, yaitu bagian kontrol,
bagian angkasa, dan bagian pengguna.
Bagian Kontrol
Seperti namanya, bagian ini untuk mengontrol. Setiap satelit dapat berada
sedikit diluar orbit, sehingga bagian ini melacak orbit satelit, lokasi,
ketinggian, dan kecepatan. Sinyal-sinyal sari satelit diterima oleh bagian
kontrol, dikoreksi, dan dikirimkan kembali ke satelit. Koreksi data lokasi
yang tepat dari satelit ini disebut dengan data ephemeris, yang nantinya
akan di kirimkan kepada alat navigasi kita.
Bagian Angkasa
Bagian ini terdiri dari kumpulan satelit-satelit yang berada di orbit bumi,
sekitar 12.000 mil diatas permukaan bumi. Kumpulan satelit-satelit ini diatur
sedemikian rupa sehingga alat navigasi setiap saat dapat menerima paling
sedikit sinyal dari empat buah satelit. Sinyal satelit ini dapat melewati awan,
kaca, atau plastik, tetapi tidak dapat melewati gedung atau gunung. Satelit
mempunyai jam atom, dan juga akan memancarkan informasi ‘waktu/
jam’ ini. Data ini dipancarkan dengan kode ‘pseudo-random’. Masing-
masing satelit memiliki kodenya sendiri-sendiri. Nomor kode ini biasanya
akan ditampilkan di alat navigasi, maka kita bisa melakukan identifikasi
sinyal satelit yang sedang diterima alat tersebut. Data ini berguna bagi alat
navigasi untuk mengukur jarak antara alat navigasi dengan satelit, yang
akan digunakan untuk mengukur koordinat lokasi. Kekuatan sinyal satelit
juga akan membantu alat dalam penghitungan. Kekuatan sinyal ini lebih
dipengaruhi oleh lokasi satelit, sebuah alat akan menerima sinyal lebih kuat
dari satelit yang berada tepat diatasnya (bayangkan lokasi satelit seperti
posisi matahari ketika jam 12 siang) dibandingkan dengan satelit yang
berada di garis cakrawala (bayangkan lokasi satelit seperti posisi matahari
terbenam/terbit).
Ada dua jenis gelombang yang saat ini dipakai untuk alat navigasi berbasis
satelit pada umumnya, yang pertama lebih dikenal dengan sebutan L1
pada 1575.42 MHz. Sinyal L1 ini yang akan diterima oleh alat navigasi.
Satelit juga mengeluarkan gelombang L2 pada frekuensi 1227.6 Mhz.
Gelombang L2 ini digunakan untuk tujuan militer dan bukan untuk umum.
Bagian Pengguna
Bagian ini terdiri dari alat navigasi yang digunakan. Satelit akan
memancarkan data almanak dan ephemeris yang akan diterima oleh alat
navigasi secara teratur. Data almanak berisikan perkiraan lokasi
(approximate location) satelit yang dipancarkan terus menerus oleh satelit.
Data ephemeris dipancarkan oleh satelit, dan valid untuk sekitar 4-6 jam.
Untuk menunjukkan koordinat sebuah titik (dua dimensi), alat navigasi
memerlukan paling sedikit sinyal dari 3 buah satelit. Untuk menunjukkan
data ketinggian sebuah titik (tiga dimensi), diperlukan tambahan sinyal dari
1 buah satelit lagi.
Dari sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh kumpulan satelit tersebut, alat
navigasi akan melakukan perhitungan-perhitungan, dan hasil akhirnya
adalah koordinat posisi alat tersebut. Makin banyak jumlah sinyal satelit
yang diterima oleh sebuah alat, akan membuat alat tersebut menghitung
koordinat posisinya dengan lebih tepat.
Karena alat navigasi ini bergantung penuh pada satelit, maka sinyal satelit
menjadi sangat penting. Alat navigasi berbasis satelit ini tidak dapat bekerja
maksimal ketika ada gangguan pada sinyal satelit. Ada banyak hal yang
dapat mengurangi kekuatan sinyal satelit:
Kondisi geografis, seperti yang diterangkan diatas. Selama kita masih
dapat melihat langit yang cukup luas, alat ini masih dapat berfungsi.
Hutan. Makin lebat hutannya, maka makin berkurang sinyal yang dapat
diterima.
Air. Jangan berharap dapat menggunakan alat ini ketika menyelam.
Kaca film mobil, terutama yang mengandung metal.
Alat-alat elektronik yang dapat mengeluarkan gelombang
elektromagnetik.
Gedung-gedung. Tidak hanya ketika didalam gedung, berada diantara 2
buah gedung tinggi juga akan menyebabkan efek seperti berada di dalam
lembah.
Sinyal yang memantul, misal bila berada diantara gedung-gedung tinggi,
dapat mengacaukan perhitungan alat navigasi sehingga alat navigasi
dapat menunjukkan posisi yang salah atau tidak akurat.
Antena
Ada dua jenis antena bawaan alat navigasi yang paling sering dijumpai,
yaitu jenis Patch dan Quad Helix. Jenis Patch, bentuknya gepeng
sedangkan quad helix bentuknya seperti tabung. Tentunya keduanya
memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Pada pemakaian
sehari-hari, banyak sekali faktor yang mempengaruhi fungsinya. Alat
navigasi yang memiliki antena patch, akan lebih baik penerimaan sinyalnya
bila alat dipegang mendatar sejajar dengan bumi. Sedangkan alat yang
memiliki antena Quad helix, akan lebih baik bila dipegang tegak lurus,
bagian atas kearah langit. Untuk memastikan, periksalah spesifikasi antena
alat navigasi.
Pada pemakaian sehari-hari, seringkali diperlukan antena eksternal,
contohnya, pemakaian didalam kendaraan roda empat. Ada beberapa jenis
antena eksternal yang dapat dipilih. Perlu diingat bahwa tidak semua tipe
alat navigasi mempunyai slot untuk antenna eksternal.
Antena eksternal aktif Disebut aktif karena dilengkapi dengan Low Noise
Amplifier (LNA), penguat sinyal, karena sinyal akan berkurang ketika
meliwati kabel. Artinya, jenis ini memerlukan sumber listrik untuk
melakukan fungsinya, yang biasanya diambil dari alat navigasi. Sehingga
batere alat navigasi akan lebih cepat habis. Keuntungannya, dapat
digunakan kabel lebih panjang dibandingkan tipe pasif.
Antena eksternal pasif Karena tidak dilengkapi oleh penguat sinyal, maka
batere tidak cepat habis. Tetapi kabel yang digunakan tidak dapat
sepanjang tipe aktif.
Antena eksernal re-radiating Jenis ini terdiri dari dua bagian, yang pertama
menangkap sinyal satelit, yang kedua memancarkan sinyal. Karena sinyal
dipancarkan, maka jenis ini tidak memerlukan hubungan kabel ke alat
navigasi. Alat navigasi akan menerima sinyal seperti biasa. Tentu saja
jenis ini memerlukan sumber listrik tambahan, tetapi bukan dari alat
navigasi yang dipakai. Bagi tipe alat navigasi yang tidak mempunyai slot
untuk antena eksternal, jenis ini merupakan alternatif yang baik daripada
harus memodifikasi alat navigasi.
Antena Combo Antena jenis ini adalah penggabungan antara antenna
untuk alat navigasi dan telpon genggam. Sumber listrik diperlukan untuk
penggunaannya.
Perlu diingat bahwa koordinat yang ditampilkan oleh alat navigasi adalah
koordinat posisi antena eksternal. Jadi, penempatan antena eksternal juga
perlu diperhatikan.
DGPS
DGPS (Differential Global Positioning System) adalah sebuah sistem atau
cara untuk meningkatkan GPS, dengan menggunakan stasiun darat, yang
memancarkan koreksi lokasi. Dengan sistem ini, maka ketika alat navigasi
menerima koreksi dan memasukkannya kedalam perhitungan, maka
akurasi alat navigasi tersebut akan meningkat. Oleh karena menggunakan
stasiun darat, maka sinyal tidak dapat mencakup area yang luas.
Walaupun mempunyai perbedaan dalam cara kerja, SBAS (Satelite Based
Augmentation System) secara umum dapat dikatakan adalah DGPS yang
menggunakan satelit. Cakupan areanya jauh lebih luas dibandingkan
dengan DGPS yang memakai stasiun darat. Ada beberapa SBAS yang
selama ini dikenal, yaitu WAAS (Wide Area Augmentation System),
EGNOS (European Geostationary Navigation Overlay Service), dan MSAS
(Multi-functional Satellite Augmentation System). WAAS dikelola oleh
Amerika Serikat, EGNOS oleh Uni Eropa, dan MSAS oleh Jepang. Ketiga
system ini saling kompatibel satu dengan lainnya, artinya alat navigasi
yang dapat menggunakan salah satu sistim, akan dapat menggunakan
kedua sistem lainnya juga. Pada saat ini hanya WAAS yang sudah
operasional penuh dan dapat dinikmati oleh pengguna alat navigasi di
dunia. Walaupun begitu, sebuah DGPS dengan stasiun darat yang
berfungsi baik, dapat meningkatkan akurasi melebihi/sama dengan
peningkatan yang dapat dicapai oleh SBAS.
Secara umum, bisa dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu “real time
(langsung)” dan “Post processing (setelah kegiatan selesai)”. Maksud dari
‘real time’ adalah alat navigasi yang menggunakan sinyal SBAS ataupun
DGPS secara langsung saat digunakan. Sedangkan ‘post processing’
maksudnya adalah data yang dikumpulkan oleh alat navigasi di proses
ulang dengan menggunakan data dari stasiun darat DGPS. Ada banyak
stasiun darat DGPS diseluruh dunia yang dapat kita pakai untuk hal ini, baik
versi yang gratis maupun berbayar, bahkan kita dapat langsung
menggunakannya melalui internet.
Walaupun DGPS ataupun SBAS dapat meningkatkan akurasi, tetapi dengan
syarat sinyal yang dipancarkan berisikan koreksi untuk wilayah dimana kita
menggunakan alat navigasi. Bila tidak berisikan koreksi data bagi wilayah
tersebut, tidak akan terjadi peningkatan akurasi.
Beberapa pengertian istilah
Cold & Warm start
Pada detail spesifikasi alat navigasi, biasanya tertulis waktu yang
diperlukan untuk cold dan warm start. Ketika alat navigasi dimatikan, alat
tersebut masih menyimpan data-data satelit yang ‘terkunci’ sebelumnya.
Salah satu data yang tersimpan adalah data ephemeris, dan data ini
masih valid untuk sekitar 4-6 jam (untuk lebih mudah, pakai acuan waktu
4 jam saja). Ketika dinyalakan kembali, maka alat navigasi tersebut akan
mencari satelit berdasarkan data simpanan. Bila data yang tersimpan
masih dalam kurun waktu tersebut, maka datadata tersebut masih bisa
dipakai oleh alat navigasi untuk mengunci satelit, dan menyebabkan alat
navigasi lebih cepat ‘mengunci’ satelit. Inilah yang disebut “Warm start”.
Ketika data yang tersimpan sudah kadaluwarsa, artinya melebihi kurun
waktu diatas, maka alat navigasi tidak dapat memakainya. Sehingga alat
navigasi harus memulai seluruh proses dari awal, dan menyebabkan
waktu yang diperlukan menjadi lebih lama lagi. Inilah yang disebut “Cold
start”. Seluruh proses ini hanya berlangsung dalam beberapa menit saja.
Waterproof IPX7
Standard ini dibuat oleh IEC (International Electrotechnical Commission),
angka pertama menjelaskan testing ketahanan alat terhadap benda padat,
dan angka kedua menjelaskan ketahanan terhadap benda cair (air). Bila
alat hanya diuji terhadap salah satu kondisi (benda padat atau benda cair),
maka huruf ‘X’ ditempatkan pada angka pertama atau kedua.
IP X7 artinya: X menunjukkan alat tersebut tidak diuji terhadap benda
padat, sedangkan angka 7 berarti dapat direndam dalam air dengan
kedalaman 15 cm – 1 meter (pada situs garmin ditambahkan: selama 30
menit). Keterangan lengkap dapat dilihat pada alamat: http://www.iec.ch.
RoHS version
Pada buku manual alat navigasi berbasis satelit, mungkin akan ditemukan
spesifikasi ini. Ini adalah ketentuan yang dibuat oleh Uni Eropa mengenai
batasan penggunaan enam jenis bahan yang berbahaya pada alat
elektronik yang diproduksi setelah 1 Juli 2006. RoHS adalah singkatan dari
Restriction of use of certain Hazardous Substances. Enam jenis bahan
yang dibatasi adalah Cadmium (Cd), Air raksa/mercury (Hg), hexavalent
chromium (Cr (VI)), polybrominated biphenyls (PBBs) and
polybrominated diphenyl ethers (PBDEs) dan timbal/lead (Pb). Semua
jenis bahan ini dapat mengganggu kesehatan manusia, termasuk limbah
alat elektronik yang kita pakai.
Proposition 65
Ini adalah sebuah ketentuan yang dibuat oleh pemerintah negara bagian
Kalifornia, Amerika Serikat. Ketentuan ini bertujuan untuk melindungi
penduduk kalifornia dan sumber air minum dari pencemaran bahan
berbahaya. Berdasarkan ketentuan ini, setiap pabrik wajib mencantumkan
peringatan pada produknya, sehingga pengguna dapat membuat
keputusan untuk melindungi dirinya sendiri.
Ada banyak bahan yang dianggap berbahaya, dan daftar ini bisa berubah
seiring dengan waktu. Sebuah bahan yang dianggap berbahaya dapat
dicabut dari daftar bila dikemudian hari ternyata terbukti tidak berbahaya.
Untuk keterangan lebih lanjut mengenai daftar bahan yang dianggap
berbahaya, dapat dilihat di http://www.oehha.org/prop65.html atau
http://oehha.ca.gov/Prop65/background/p65plain.html
Geocaching
Istilah ini berasal dari kata ‘Geo’ yang diambil dari geografi, dan ‘caching’
yang diambil dari kegiatan menyimpan/menyembunyikan sesuatu.
Geocaching sebenarnya adalah sebuah permainan untuk menemukan
‘ harta karun’ tersembunyi dengan menggunakan alat navigasi berbasis
satelit.
Kegiatannya sederhana, pertama sembunyikan beberapa barang kecil
(pen, pensil, dan lain lain) pada beberapa tempat yang terpisah,
sedemikian rupa sehingga tidak mudah terlihat. Catat koordinat masing-
masing tempat tersebut. Lalu beberapa kelompok berusaha menemukan
semua barang yang disembunyikan. Tentunya tidak akan terlalu mudah
untuk menemukannya, karena masing-masing alat memiliki akurasi yang
berbeda.
Kegiatan ini dapat digabungkan dengan aktivitas lainnya, sebagai contoh,
aktivitas membersihkan sampah di taman, atau kegiatan outbound, dan
sebagainya. Beberapa situs di internet mengelola permainan yang
mengambil tempat diseluruh dunia, salah satu contohnya dapat dilihat di
http://indogeocachers.wordpress.com
DOP
Merupakan singkatan dari ‘Dillution of Precision’, berhubungan erat
dengan lokasi satelit di angkasa. Nilai DOP didapatkan dari perhitungan
matematis, yang menunjukkan ‘tingkat kepercayaan’ perhitungan sebuah
lokasi. Ketika satelit-satelit terletak berdekatan, maka nilai DOP akan
meningkat, yang menyebabkan akurasi alat navigasi berbasis satelit
menjadi berkurang. Ketika satelit-satelit terletak berjauhan, maka nilai DOP
akan berkurang sehingga alat navigasi menjadi lebih akurat.
Bila nilai DOP lebih kecil dari 5 (ada yang mengatakan dibawah 4), maka
akurasi yang akan didapatkan cukup akurat. Ada beberapa nilai akan
sering dijumpai, yaitu HDOP (Horizontal Dilution of Precision), VDOP
(Vertical Dilution of Precision), dan PDOP (Positional Dilution of Precision –
posisi tiga dimensi).
Koordinat lokasi
Sebuah titik koordinat dapat ditampilkan dengan beberapa format.
Masing-masing pengguna dapat mengatur format ini pada alat navigasi,
program mapsource, ataupun program komputer lainnya. Format ini
dapat diatur dari bagian setting dari masing-masing program/alat
navigasi.
Ada beberapa format yang umum digunakan: hddd.ddddd0 ;
hddd0mm,mmm’ ; hddd0mm’ss.s” ; +ddd,ddddd0. Sehingga sebuah
titik dapat ditunjukkan dengan beberapa cara, sebagai contoh: titik
S6010.536 ’ E106049.614’ sama dengan titik S6.175600 E106.826910 sama
dengan titik S6010’32.2” E106049’36.9” sama dengan -6.175600
106.826910. Bagian pertama adalah koordinat Latitude, yang diikuti oleh
koordinat Longitude atau sering disingkat Lat/Long.
Memilih Alat Navigasi berbasis satelit yang tepat
Banyak sekali jenis alat navigasi yang disediakan oleh pasar, dari berbagai
macam pabrik hingga berbagai macam fitur yang disediakan. Hal ini bisa
membuat seorang pemula menjadi bingung dalam memilih. Kebutuhan
masing-masing pengguna tidaklah sama, sehingga hanya pengguna yang
dapat menentukan pilihannya. Orang lain hanya dapat memberikan
informasi atau berbagi pengalaman saja.
Mengapa
Supaya tidak salah dalam memilih, tanyakan pada diri sendiri ‘Mengapa
ingin membeli alat navigasi berbasis satelit?’. Bila pertanyaan ini belum
terjawab dengan pasti, coba pikirkan kegiatan sehari-hari apa saja yang
mungkin dapat dipermudah dengan kehadiran alat ini. Apakah sering
bepergian, atau memancing, atau mendaki gunung, dan lain-lain. Bentuk
kegiatan berhubungan erat dengan jenis alat yang dibutuhkan. Sebagai
contoh, alat navigasi yang diperuntukkan bagi penggunaan kendaraan
bermotor biasanya tidak dilengkapi dengan kompas, sehingga tidak akan
banyak membantu ketika mendaki gunung atau ketika memancing dilaut.
Harga
Berapa besar biaya yang rela dikeluarkan untuk memiliki alat navigasi ini?
Apakah memang diperlukan untuk membeli alat baru atau dapat
memakai alat bekas pakai? Seringkali harga merupakan unsur terpenting
ketika menentukan pilihan. Bila menggunakan sistim A-GPS, maka akan
ada biaya tambahan untuk transfer data.
Layar Alat Navigasi
Perlu diingat bahwa telpon genggam atau PDA yang sekarang dimiliki,
dapat digunakan sebagai alat navigasi. Beberapa telpon genggam sudah
memiliki kemampuan navigasi. Disarankan bagi pemula untuk tetap
menggunakan telpon genggam atau PDA yang sudah dimiliki sehingga
akan jauh mengurangi biaya yang diperlukan. Mungkin layar telpon
genggam atau PDA berukuran kecil, tetapi alat navigasi yang beredar
dipasaran juga banyak yang memiliki ukuran layar kecil. Sebagai contoh,
seri Etrex produk Garmin, memiliki layar berukuran 3,3 x 4,3 cm. Apakah
memerlukan layar untuk menampilkan peta? Berapa besar layar yang
diinginkan? Apakah diperlukan layar berwarna? Memang dengan
kehadiran layar berwarna akan menambah kenyamanan dalam
menggunakan alat, tetapi juga akan menambah harga. Periksa juga
apakah gambar pada layar dapat dengan mudah dilihat dibawah sinar
matahari. Jangan lupa, makin besar ukuran layar, maka akan makin
rentan pecah ketika digunakan dalam kegiatan.
Alat terpisah
Banyak telpon genggam atau PDA yang sudah dilengkapi dengan
kemampuan navigasi. Apakah diperlukan alat terpisah atau dapat
menggunakan telpon genggam? Bagi orang yang jarang sekali keluar
kota, atau jarang sekali melakukan kegiatan outdoor, mungkin
menggunakan telpon genggam yang dilengkapi dengan alat navigasi
sudah cukup. Bila ingin menggunakan telpon genggam atau PDA,
periksalah sistim operasinya. Menurut pengalaman, program Garmin
Mobile XT adalah program yang paling mudah dan nyaman digunakan.
Alasan paling utama adalah mudah mendapatkan peta versi gratis, dan
tidak selalu diperlukan biaya tambahan dari operator telpon selular.
Periksa juga apakah telpon genggam/PDA memiliki koneksi Bluetooth,
yang akan diperlukan ketika menggabungkan dengan Bluetooth GPS.
Periksa apakah layar PDA atau telpon genggam yang dipakai sekarang
memiliki ukuran yang nyaman untuk melihat peta. Bagaimana bila
menggunakan sistim A-GPS?
Kapasitas Penyimpanan
Masing-masing alat memiliki kapasitas penyimpanan yang berbeda-beda.
Kapasitas yang besar tentunya dapat menampung lebih banyak data.
Tetapi tidak semua pengguna memerlukan hal ini, biasanya diperlukan
ketika melakukan perjalanan jauh atau lama, dimana tidak memungkinkan
untuk memindahkan data kedalam komputer. Tetapi bila alat memiliki slot
kartu memori, dapat digunakan kartu memori yang berukuran besar
ataupun menyediakan memori cadangan. Periksa kapasitas kartu memori
yang dapat digunakan alat tersebut. Periksa juga data apa saja yang dapat
disimpan, dan apakah alat dapat menyimpan Track log, tidak semua alat
navigasi dapat melakukan ini.
Daya tahan batere
Daya tahan batere perlu dipertimbangkan bila akan digunakan pada
perjalanan ke daerah yang sulit mendapatkan listrik. Tetapi dapat diatasi
dengan membawa batere cadangan ataupun solar charger
(menggunakan matahari).
Bentuk
Alat navigasi yang tersedia di pasaran memiliki beragam bentuk.
Periksalah apakah anda menyukai bentuknya. Cobalah untuk memegang
alat tersebut, dan rasakan pegangannya. Alat yang terasa licin atau tidak
dapat dipegang secara mantap, tentunya dapat menimbulkan kesulitan
ketika digunakan dilapangan. Cobalah untuk menekan-nekan tombol yang
ada, apakah mudah dalam penggunaan.
Tahan air
Apakah diperlukan alat yang tahan air? Bila tidak akan digunakan untuk
aktivitas outdoor, mungkin fasilitas ini tidak diperlukan. Alat yang dapat
mengapung diatas air mungkin diperlukan bila banyak melakukan
aktivitas yang berhubungan dengan sungai atau laut. Jangan lupa bahwa
kantung plastic juga dapat digunakan untuk melindungi alat dari air.
Akurasi
Alat-alat navigasi berbasis satelit yang sekarang beredar dipasaran
memiliki tingkat akurasi yanag hampir sama. Tentunya alat-alat yang
diperuntukkan bagi kegiatan survey memiliki tingkat akurasi yang
mengagumkan, tetapi jenis ini tidak diperlukan bagi pengguna biasa.
Cobalah periksa spesifikasi alat, akurasi yang 10 meter (<10 meter) sudah
cukup untuk digunakan sehari-hari. Tentu saja, makin tinggi akurasi yang
dapat dicapai, makin baik.
Program dan Peta
Periksalah program-program apa saja yang disertakan pada paket
penjualan, dan program lain yang dapat digunakan dengan alat navigasi
tersebut. Periksalah apakah harus menggunakan peta yang dijual khusus
untuk alat tersebut atau dapat digunakan peta lainnya. Hingga saat buku
ini ditulis, hanya produk Garmin yang paling mudah untuk mendapatkan
peta versi gratis dan paling banyak program gratis yang tersedia.
Antena
Dua jenis antenna yang paling sering dijumpai adalah jenid double helix
dan patch. Dalam penggunaan sehari-hari, sulit sekali dibedakan mana
yang lebih baik. Bertanyalah pada yang sering menggunakan masing-
masing antenna tersebut. Tetapi pertanyaan yang lebih berguna adalah,
apakah diperlukan antenna tambahan. Bila akan digunakan didalam mobil,
antenna tambahan akan sangat bermanfaat, terutama bila mobil
dilengkapi dengan kaca film yang mengandung metal.
Fasilitas lainnya
Bagaimana dengan beberapa fitur lainnya, apakah memang diperlukan
alat navigasi berbasis satelit dengan:
Routing? Biasanya alat navigasi yang beredar dipasaran sudah
dilengkapi dengan fitur ini, kecuali jenis tertentu, seperti data logger
atau Bluetooth GPS. Kemampuan routingnya berasal dari program
yang terpasang pada telpon genggam/PDA.
Tampilan peta tiga dimensi?
Layar sentuh?
Kamera?
Suara?
Kemampuan radio komunikasi?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan diatas akan mengurangi pilihan alat
navigasi berbasis satelit yang dapat dibeli/digunakan, dan akhirnya
memberikan beberapa kemungkinan untuk dipilih. Setelah ini, maka hanya
anda yang dapat memutuskan alat terbaik bagi anda.
Kegunaan
Militer
GPS digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom,
atau mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa
mengetahui mana teman mana lawan untuk menghindari salah target,
ataupun menetukan pergerakan pasukan.
Navigasi
GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas.
Beberapa jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu
nivigasi, dengan menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk
memandu pengendara, sehingga pengendara bisa mengetahui jalur
mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sistem Informasi Geografis
Untuk keperluan Sistem Informasi Geografis, GPS sering juga
diikutsertakan dalam pembuatan peta, seperti mengukur jarak
perbatasan, ataupun sebagai referensi pengukuran.
Sistem pelacakan kendaraan
Kegunaan lain GPS adalah sebagai pelacak kendaraan, dengan bamtuan
GPS pemilik kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui ada dimana
saja kendaraannya/aset bergeraknya berada saat ini.
Pemantau gempa
Bahkan saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk
memantau pergerakan tanah, yang ordenya hanya mm dalam setahun.
Pemantauan pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya
gempa, baik pergerakan vulkanik ataupun tektonik
Sistem lain
Artikel utama: Sistem navigasi satelit
Sistem navigasi satelit lainnya yang sedang dikembangkan oleh negara lain
adalah:
Beidou — Sistem lokal di RRC yang akan dikembangkan menjadi sistem
internasional bernama COMPASS.
Galileo — Sistem yang sedang dikembangkan oleh Uni Eropa, dengan
bantuan dari RRC, Israel, India, Moroko, Arab Saudi, Korea Selatan, dan
Ukraina.
GLONASS — Sistem milik Rusia yang sedang diperbaiki.
Indian Regional Navigational Satellite System (IRNSS) — Sistem yang
dikembangkan India.
Peranan alat navigasi berbasis satelit pada dunia kesehatan
Peranan alat navigasi pada dunia kesehatan masyarakat tidak terlepas dari
penggunaan GIS (Geographical Information System), atau istilah
umumnya adalah pemetaan. Bila digunakan pada bidang kesehatan, kedua
hal ini berhubungan erat dengan sistim informasi kesehatan dalam arti
luas.
Penggunaannya dalam dunia kesehatan masyarakat bertujuan untuk
membantu memberikan informasi sehingga para pengambil keputusan
dapat melakukan tugasnya lebih mudah dan akurat. Pengambil keputusan
disini tidak selalu berarti struktur administratif kepemerintahan, tetapi juga
dapat berarti kelompok masyarakat dan individu. Bila pengambil keputusan
tidak menggunakan informasi yang diberikan, maka kegiatan ini hanyalah
membuang waktu, tenaga, dan dana.
Saat ini, sudah banyak pihak yang menggunakaan alat navigasi berbasis
satelit dan pemetaan dalam merencanakan, memutuskan, melaksanakan,
dan evaluasi program – program berbasis masyarakat. Yang paling sering
memakai adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) baik internasional
maupun nasional, dalam program-program pengendalian bencana.
Pemakaian dibidang kesehatan di Indonesia masih sangat sedikit sekali,
dapat dikatakan hampir tidak ada.
Masalah terbesar adalah biaya dan sumber daya yang tersedia, sehingga
jarang sekali pihak yang tertarik untuk mengembangkannya. Seandainya
sudah tersedia, pengetahuan tentang manfaat informasi yang didapatkan
juga masih meragukan. Pertanyaan yang perlu dijawab adalah: Seberapa
pentingkah manfaat yang didapatkan? Pertanyaan ini menjadi sentral
karena walaupun informasi dari pemetaan tidak tersedia, semua kegiatan
selama ini tetap dapat dilakukan.
Benar, tanpa informasi dari hasil pemetaanpun, program-program
kesehatan masyarakat dapat dilakukan. Tetapi, bagaimana dengan ‘waktu’
yang diperlukan untuk mencapai kondisi yang diinginkan? Dan apakah
dapat lebih dipercepat bila keputusan yang diambil lebih tepat sasaran?
Disinilah letak fungsi utama dari sistim informasi kesehatan, sistim ini
seharusnya dapat memberikan informasi yang diperlukan, sehingga para
pengambil keputusan dapat melakukan tugasnya dengan baik. Kesalahan
yang sama tidak perlu diulang lagi diwaktu yang akan datang. Sebagai
contoh, wabah penyakit yang sama tidak diselesaikan dengan cara yang
sama dari tahun ke tahun, sehingga akhirnya menjadi wabah rutin.
Pemetaan beserta penggunaan alat navigasi berbasis satelit merupakan
sebuah bagian dari keseluruhan sistim informasi kesehatan. Tanpa
didukung oleh bagian-bagian lainnya, maka manfaat yang didapatkan tidak
akan maksimal. Lebih lanjut, bila keputusan yang dibuat tidak ada
hubungannya dengan informasi yang didapatkan, maka fungsi sistim
informasi menjadi hilang.
Jenis informasi yang dapat ditampilkan tergantung pada data yang
dimasukkan kedalam sistim pemetaan ini. Sistim pemetaan ini dapat
memadukan data angka (berupa statistic, hasil survey, laporan bulanan,
dan sebagainya) dari sistim informasi kesehatan dengan peta visual.
Sehingga dapat dilihat secara makro maupun mikro.
Sebagai contoh, pada gambar disebelah kanan, terlihat gambaran tempat-
tempat penyedia pelayanan pengobatan penyakit TBC di Negara Zambia
pada tahun 2004 yang diambil dari materi WHO (World Health
Organization). Informasi yang akan ditampilkan akan menyerupai
informasi ini, yang tidak akan mempunyai arti bila tidak disertai ‘cerita’ dan
diikuti dengan analisa. Misalnya, dari peta ini dapat terlihat bahwa cakupan
pelayanan belum dapat menjangkau seluruh area dengan merata.
Informasi ini dapat digunakan oleh pengambil keputusan untuk
memperbaiki kondisi tersebut.
Cakupan pemetaan tidak harus dalam area yang luas, tetapi dapat
digunakan untuk area yang kecil, misalnya sebuah desa. Peta pada contoh
diatas juga terdiri dari gabungan area-area yang lebih kecil, yang dapat
dipilih untuk ditampilkan pada layar. Jenis informasi visual seperti diatas
tidaklah mutlak harus tersedia, karena analisa dapat dilakukan dengan
menggunakan angka-angka yang terdapat pada sistim informasi
kesehatan.
Jadi, fungsi utama dari pemetaan diatas adalah untuk memudahkan
pengambil keputusan untuk memperbaiki kondisi yang ada. Dengan
hadirnya informasi visual seperti ini, maka pengguna dapat lebih mudah
untuk melihat situasi dan kondisi yang ada. Langkah selanjutnya tetap
berada pada pengambil keputusan.
WHO sudah menyediakan program gratis untuk keperluan pemetaan ini,
yang nantinya akan dapat digunakan bersama dengan program survey
(juga gratis) mereka. Program ini dapat diunduh gratis dari http://
www.who.int/health_mapping/tools/healthmapper/en/index.html. Lebih
lanjut lagi, pada situs WHO, hasil pemetaan ini dapat disatukan dengan
negara-negara lain secara online. Tentu saja hanya Departemen Kesehatan
Republik Indonesia yang dapat melakukannya untuk wilayah Republik
Indonesia. Hasil pemetaan dari seluruh dunia dapat dilihat pada alamat:
http://www.who.int/health_mapping/tools/globalatlas/en/index.html.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar