Kamis, 22 Juli 2010

Meditasi dan ketenangan jiwa

Menurut Wikipedia Indonesia menyatakan bahwa meditasi adalah praktik
relaksasi yang melibatkan pengosongan pikiran dari semua hal yang
menarik, membebani, maupun mencemaskan dalam hidup kita sehari-
hari. Makna harfiah meditasi adalah kegiatan mengunyah-unyah atau
membolak-balik dalam pikiran, memikirkan, merenungkan. Arti
definisinya, meditasi adalah kegiatan mental terstruktur, dilakukan selama
jangka waktu tertentu, untuk menganalisis, menarik kesimpulan, dan
mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk menyikapi, menentukan
tindakan atau penyelesaian masalah pribadi, hidup, dan perilaku. Dengan
kata lain, meditasi melepaskan kita dari penderitaan pemikiran baik dan
buruk yang sangat subjektif yang secara proporsional berhubungan
langsung dengan kelekatan kita terhadap pikiran dan penilaian tertentu. Kita
mulai paham bahwa hidup merupakan serangkaian pemikiran, penilaian,
dan pelepasan subjektif yang tiada habisnya yang secara intuitif mulai kita
lepaskan. Dalam keadaan pikiran yang bebas dari aktivitas berpikir, ternyata
manusia tidak mati, tidak juga pingsan, dan tetap sadar. Guru terbaik untuk
meditasi adalah pengalaman. Tidak ada guru, seminar, atau buku-buku
meditasi yang dapat mengajarkan secara pasti bagaimana seharusnya kita
melakukan hidup bermeditasi. Setiap orang dapat secara bebas
memberikan nilai-nilai tersendiri tentang arti meditasi bagi kehidupannya.
Oleh karena hanya dengan mempraktekkan meditasi dalam hidup, orang
bisa merasakan manfaat suatu perjalanan meditasi. Ada banyak arti
tentang meditasi, di antaranya adalah :
· Meditasi adalah jalan untuk masuk dalam kesadaran jiwa.
· Meditasi adalah jalan untuk introspeksi diri.
· Meditasi adalah jalan untuk berkomunikasi dengan sang pencipta.
· Meditasi adalah jalan untuk mengubah hidup anda.
· Meditasi adalah jalan untuk meraih ketenangan batin.
Kekuatan meditasi sangat berpengaruh terhadap pikiran dan jiwa kita
Manfaat dan Kegunaan Meditasi
Meditasi sering diartikan secara salah, dianggap sama dengan melamun
sehingga meditasi dianggap hanya membuang waktu dan tidak ada
gunanya. Meditasi justru merupakan suatu tindakan sadar karena orang
yang melakukan meditasi tahu dan paham akan apa yang sedang dia
lakukan. Manfaat meditasi yang kita lakukan bisa secara langsung maupun
tidak langsung kita rasakan secara fisik. Salah satu manfaat tersebut adalah
kesembuhan yang kita peroleh, jika kita menderita sakit tertentu. Dari sudut
pandang fisiologis, meditasi adalah anti-stres yang paling baik. Saat anda
mengalami stres, denyut jantung dan tekanan darah meningkat,
pernapasan menjadi cepat dan pendek dan kelenjar adrenalain memompa
hormon-hormon stres. Selama anda melakukan meditasi, detak jantung
melambat, tekanan darah menjadi normal, pernapasan menjadi tenang,
dan tingkat hormon stres menurun. Selama meditasi, lama-kelamaan
Anda bisa mendengarkan denyutan jantung, bahkan lebih lanjut lagi Anda
dapat mengkoordinasikan irama denyut jantung dengan irama keluar
masuknya nafas. Di masa lalu testimoni mengenai manfaat meditasi
datang hanya dari orang-orang yang mempraktikkan meditasi, saat ini
ilmu pengetahuan menunjukkan manfaat meditasi secara objektif. Riset
atas para pendeta oleh Universitas Wisconsin menunjukkan bahwa praktik
meditasi melatih otak untuk menghasilkan lebih banyak gelombang
Gamma, yang dihasilkan saat orang merasa bahagia. Dari penelitian
terungkap bahwa meditasi dan cara relaksasi lainnya bermanfaat untuk
mengatasi gangguan fungsi ginjal dengan meningkatkan produksi
melatonin dan serotonin serta menurunkan hormon streskortisol. Dr.
Herbert Benson, seorang ahli jantung dari Universitas Harvard, adalah
orang pertama yang dengan penuh keyakinan menggabungkan manfaat
meditasi dengan pengobatan gaya barat. Secara ilmiah, ia menjelaskan
manfaat-manfaat dari meditasi yang telah dipraktikkan orang selama
berabad-abad.
Manfaat meditasi
· Apabila anda secara rutin melakukan meditasi, organ-organ tubuh dan sel
tubuh akan mengalami keadaan baik dan bekerja lebih teratur.
· Mampu mengatur dan mengendalikan orang lain serta memaafkannya.
· Mampu mengerti orang lain dan memaafkannya.
· Selalu bertekun dalam hidup yang baik, sebagai pembawa berkat bagi sesama.
· Mampu menerima suka dan duka, kesulitan, dan kebaikan hidup dengan baik.
Cara Melakukan Meditasi
Meditasi itu alami, organis, dan bukan barang impor. Ada banyak cara
untuk bermeditasi, termasuk meditasi sebagai gerakan atau tarian dan
meditasi atas bunyi, musik, dan imajeri visual. Ada yang melakukannya
sambil bervisualisasi, ada yang melakukannya sambil berkontemplasi ke
dalam sebuah konsep (misalnya tentang cinta, kasih sayang,
persahabatan, atau Tuhan), ada yang melakukannya sambil merapal
mantra atau melakukan afirmasi(meneguhkan diri dengan mengucapkan
kalimat-kalimat yang dapat memberikan motivasi), ada yang
melakukannya sambil memandangi cahaya lilin, dan ada juga yang
bermeditasi sambil mempertajam sensitivitas indra tubuh dan
menghayatinya. Untuk melakukan meditasi, Anda harus dapat
menurunkan frekuensi gelombang otak terlebih dulu dengan cara
relaksasi. Kenali irama gelombang yang mengalir yang sering
mengacaukan peningkatan kesadaran dalam meditasi agar dapat
menemukan cara yang khas untuk membuatnya menjadi selaras. Ada
banyak buku bagus mengenai teknik bermeditasi, tapi berikut dasar-
dasarnya:
· Cari tempat yang tenang.
· Kenakan pakaian yang longgar dan nyaman.
· Bagi sebagian orang duduk bersila terasa tenang. Anda boleh duduk di atas
bantalan atau handuk. Anda juga bisa menggunakan kursi, tapi usahakan
duduk hanya pada setengah bagian depan kursi. Ada orang-orang yang
suka memakai handuk atau syal pada bahu untuk mencegah kedinginan.
· Bahu Anda harus rileks dan tangan diletakkan di pangkuan.
· Buka mata setengah tanpa benar-benar menatap apa pun.
· Jangan berusaha mengubah pernapasan Anda biarkan perhatian Anda terpusat
pada aliran napas. Tujuannya adalah agar kehebohan dalam pikiran Anda
perlahan menghilang.
· Lemaskan setiap otot pada tubuh Anda. Jangan tergesa-gesa, perlu waktu
untuk bisa rileks sepenuhnya; lakukan sedikit demi sedikit, dimulai dengan
ujung kaki dan terus ke atas sampai kepala.
· Visualisasikan tempat yang menenangkan bagi Anda. Bisa berupa tempat yang
nyata atau khayalan.
· Waktu yang baik untuk melakukan meditasi adalah antara pukul 02.00-04.00
dini hari atau subuh. Namun, jika waktu tersebut tidak memungkinan
maka dapat dipilih waktu yang cocok tanpa gangguan saat melakukan
meditasi.
Hasil Penelitian Ilmiah
Berikut ini hasil penelitian tentang manfaat meditasi, di mana hasil penelitian
menemukan bahwa Meditasi Memberikan Energi pada Otak. Hasil penelitian
dikutib dalam media
'WashingtonPost' Senin, 3 Januari 3, 2005; Halaman A05.
Penelitian bidang otak mulai menghasilkan bukti nyata atas meditasi. Bukti
ini yang dipertahankan oleh para praktisi meditasi Buddhis selama
berabad-abad bahwa latihan mental dan praktek meditasi dapat mengubah
kerja otak dan membuat orang mencapai tingkat-tingkat kesadaran yang
berbeda. Kondisi-kondisi yang berubah tersebut secara tradisi telah
dimengerti dalam istilah-istilah luar biasa, seperti sesuatu di luar
pengukuran dunia materi dan penilaian objektif. Tetapi selama beberapa
tahun ini, para peneliti di Universitas Wisconsin bekerja sama dengan para
bhikkhu Tibet telah dapat menerjemahkan pengalaman-pengalaman
mental tersebut menjadi bahasa ilmiah berupa gelombang-gelombang
gamma tinggi dan sinkroni atau koordinasi otak. Selanjutnya mereka telah
menemukan sasaran tepat di bagian otak depan kiri, daerah tepat di
belakang dahi kiri, sebagai daerah dimana aktivitas otak yang terutama
berhubungan erat dengan meditasi “Apa yang kita temukan adalah para
praktisi yang telah lama berlatih menunjukkan pergerakan otak dalam skala
yang belum pernah kita lihat sebelumnya.” Kata Richard Davidson,
seorang ahli ilmu pengetahuan syaraf di laboratorium untuk pencitraan
fungsi serta perilaku otak. Laboratorium baru senilai $ 10 juta milik
univeresitas ini dinamakan W.M Nick. “Praktek mental mereka mempunyai
pengaruh terhadap otak sama seperti praktisi golf atau tennis yang akan
membantu kemampuan bertanding / bermain.” Ia berkata, hal ini juga
menunjukkan bahwa otak mampu dilatih dan secara fisik dapat dirubah
dengan cara-cara yang dapat dibayangkan oleh sedikit orang.
Para ilmuwan terbiasa percaya pada hal sebaliknya – bahwa sambungan-
sambungan di antara sel-sel syaraf otak sudah ditetapkan di awal
kehidupan dan tidak dapat diubah saat dewasa. Tetapi asumsi tersebut
berhasil ditolak selama puluhan tahun ini dengan bantuan pencitraan otak
dan teknik-teknik maju lainnya. Dan sesuai dengan kemajuan tersebut,
para ilmuwan telah merangkul konsep tentang perkembangan otak yang
tiada henti serta“syaraf yang mudah dibentuk” Davidson mengatakan
hasil-hasil terbarunya dari penelitian meditasi yang diterbitkan di Notulen
rapat the National Academy of Sciences pada bulan Nopember membawa
konsep “syaraf yang mudah dibentuk” selangkah lebih maju lagi dengan
menunjukkan bahwa pelatihan mental melalui meditasi (dan kemungkinan
praktek-praktek lainnya) dengan sendirinya dapat mengubah kerja dalam
otak dan aliran-aliran otak. Penemuan-penemuan baru tersebut adalah
hasil kerjasama yang lama antara Davidson dan Dalai Lama Tibet, Praktisi
Buddhisme terkenal di dunia. Dalai Lama pertama kali mengundang
Davidson ke kota kediamannya di Dharamsala, India di 1992 setelah beliau
mengetahui tentang penelitian pembaharuan Davidson dalam ilmu
pengetahuan syaraf tentang emosi-emosi. Rakyat Tibet mempunyai
sebuah tradisi kuno berabad-abad untuk melakukan meditasi intensif dan
sejak awal Dalai Lama mempunyai minat agar Davidson dapat melakukan
penyelidikan secara ilmiah tentang cara kerja pikiran-pikiran para bhikkhu
yang sedang bermeditasi. Tiga tahun yang lalu, Dalai Lama menghabiskan
dua hari mengunjungi laboratorium Davidson. Dalai Lama akhirnya
mengutus delapan praktisi meditasi yang paling terampil ke laboratorium
Davidson agar mereka dipasangkan / dihubungkan dengan pengujian
electroencephalograph (EEG) dan pencitraan otak. Para praktisi meditasi
Buddhis dalam percobaan telah melakukan latihan meditasi dengan tradisi
Tibet Nyingmapa dan Kagyuga kira-kira selama 10,000 sampai 50,000
jam, selama 15 sampai 40 tahun. Sebagai pengontrol, 10 orang murid
sukarelawan yang tidak pernah melakukan meditasi juga diuji setelah satu
minggu pelatihan.
Para bhikkhu dan sukarelawan dipasangkan dengan sebuah jaring dengan
256 sensor elektrik dan diminta bermeditasi dalam jangka waktu pendek.
Berpikir dan aktivitas-aktivitas mental lainnya diketahui menghasilkan sedikit
(tetapi dapat ditemukan) ledakan-ledakan aktivitas elektrik saat sekelompok
besar neuron saling mengirim pesan-pesan, dan itulah apa yang dibaca
oleh sensor-sensor. Davidson terutama berminat mengukur gelombang-
gelombang gamma, gelombang-gelombang elektrik otak yang paling
sering dan paling penting.
Kedua grup diminta bermeditasi, terutama meditasi cinta kasih
tanpa batas. Teknis Buddhis menjelaskan kondisi tersebut sebagai
“kesiapan tak terbatas dan kesediaan untuk menolong para makhluk hidup”
di mana kondisi tersebut adalah inti dari ajaran Dalai Lama. Para peneliti
memilih fokus tersebut karena hal itu tidak memerlukan konsentrasi pada
objek-objek, ingatan-ingatan atau gambar-gambar tertentu dan
memelihara kondisi pikiran tanpa harus mengubahnya. Davidson
mengatakan hasil-hasil menunjukkan dengan jelas bahwa meditasi
menggerakkan pikiran-pikiran terlatih para bhikkhu dengan cara yang jelas-
jelas berbeda daripada mereka para relawan. Yang paling penting,
elektroda-elektroda membaca pergerakan cepat yang jauh lebih besar dan
gelombang-gelombang gamma yang sangat kuat pada para bhikkhu dan
menemukan bahwa pergerakan gelombang-gelombang melalui otak jauh
lebih terorganisir dan terkoordinir daripada yang terjadi pada para murid.
Murid yang tidak berpengalaman hanya menunjukkan sedikit
kenaikan aktivitas gelombang gamma saat bermeditasi, tetapi
beberapa bhikkhu menghasilkan aktivitas gelombang lebih kuat
daripada orang-orang sehat yang pernah dilaporkan sebelumnya,
kata Davidson.
Bhikkhu-bhikkhu yang telah berlatih meditasi paling lama mempunyai
tingkat gelombang gamma paling tinggi. Ia menambahkan. “reaksi dosis”
ini –-di mana tingkat-tingkat suatu obat atau aktivitas lebih tinggi
mempunyai pengaruh lebih besar daripada tingkat-tingkat lebih rendah–-
adalah apa yang dicari oleh para peneliti untuk menilai sebab dan akibat.
Pada penelitian-penelitian sebelumnya, aktivitas-aktivitas mental seperti
memusatkan pikiran, ingatan, belajar dan kesadaran dihubungkan dengan
agak bertambahnya koordinasi syaraf yang ditemukan pada para bhikkhu.
Gelombang-gelombang gamma kuat yang ditemukan pada para bhikkhu
juga telah dihubungkan dengan saling bersambungnya aliran-aliran otak
yang berbeda, selanjutnya juga berhubungan dengan aktivitas mental
lebih tinggi dan juga kesadaran lebih tinggi. Penelitian Davidson sesuai
dengan penelitian awalnya yang berfokus pada daerah otak depan kiri
sebagai daerah otak yang berhubungan dengan kebahagiaan dan pikiran-
pikiran serta emosi-emosi positif. Pemakaian pencitraan functional
magnetic resonance (fMRI) pada para bhikkhu yang sedang
bermeditasi, Davidson menemukan bahwa aktivitas otak mereka --seperti
yang diukur dengan EEG-- terutama tinggi di daerah ini. Davidson
menyimpulkan dari penelitian bahwa meditasi tidak hanya mengubah kerja
otak dalam waktu pendek, tetapi juga cukup berkemungkinan
menghasilkan perubahan-perubahan permanen. Ia berkata penemuan
itu berdasarkan fakta bahwa para bhikkhu mempunyai aktivitas
gelombang gamma jauh lebih banyak daripada grup yang dikontrol
bahkan sebelum mereka mulai bermeditasi. Seorang peneliti di Universitas
Massachussetts, Jon Kabat-Zinn, mendapatkan kesimpulan yang serupa
beberapa tahun yang lalu. Saat ini para peneliti di Harvard dan Princeton
University sedang menguji beberapa orang bhikkhu yang sama tadi dalam
segi-segi berbeda pada praktek meditasi mengenai kemampuan mereka
untuk membayangkan gambaran-gambaran serta mengendalikan pikiran
mereka. Davidson juga berencana melakukan penelitian lebih lanjut.
Ia berkata, “Apa yang kita temukan adalah pikiran atau otak yang terlatih
secara fisik berbeda daripada yang tidak terlatih.” Pada waktunya,“Kita akan
dapat mengerti lebih baik kemungkinan pentingnya pelatihan mental
demikian serta meningkatkan kemungkinan bahwa latihan ini akan
dipelajari dengan serius.” Terjemahan: Jenny H, Sby
Editor : Bhikkhu Uttamo. Disunting ulang by Sabdalangit
Terlepas dari mana tradisi meditasi berasal, tentu sangatlah bijak kita tidak
mengkait-kaitkan dengan suatu agama. Meditasi lebih terasa sebagai “olah
raga” nya jiwa, atau olah batin. Dan bisa lebih bersifat ilmiah dapat
dijelaskan secara metodologis. Jelas saja, meditasi bukanlah ajaran agama,
yang kebanyakan berbentuk mitologi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar